Metode dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender


Pekalongan, Rabu, 04 Desember 2013, berkesempatan belajar lebih dalam tentang gender dan problematikanya bersama Prof. Dr. Ismi Dwiastuti Nurhaeni, M.Si. tentanga pengalaman penelitian. Saya belajar tidak sendirian dengan beliau, tetapi bersama 30 teman-teman dosen yang juga ingin tahu banyak tentang gender, meskipun kelihatan ada dosen mapan betul pemahamannya tentang gender, ada yang sedang-sedang saja, tetapi juga ada yang kelihatannya memahami tetapi tidak lebih sekedar reaktif dan sensitif pada persoalan gender yang sangat mikro dan individual, jauh dari pemahaman tentang metode dan strategi yang harus dilakukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis gender.


Terlepas dari itu semua, ternyata gender juga menarik sebetulnya, sekalipun awal pemahaman lebih sumbang terharap pemaknaan gender dan implementasinya di masyarakat, ternyata merupakan upaya menggeser (changing paradigm) dari bias gender menjadi keadilan dan kesetaraan gender. Ingin tahu materinya, bisa dilihat diuraian berikut. Sayangnya, penyelenggara lebih suka dengan print out, coba kalau diberi softcopy, pasti saya upload supaya bisa sharing dengan pembaca, tapi sudahlah, Indonesia memang suka menghabiskan kayu untuk membuat kertas, tapi sayangnya tidak suka menanam kembali, malah menebang terus, illegal pula, dan orang yang memakai kertas pun sering tidak menggunakan untuk hal-hal tepat, bila bisa softcopy mengapa pakai print out. Sorry ngelantur.


Materi dibagi menjadi tiga sesi dengan topik yang berbeda, yaitu :

  1. Konsep dan Issue Gender : Apa, mengapa dan bagaimana ?
  2. Strategi dan Tahapan Melakukan Program Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
  3. Praktek Perencanaan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)

Materi Pertama

Bicara tentang gender berarti bicara tentang laki-laki dan perempuan, bicara tentang gender sering dirancukan dengan bicara tentang perempuan. Bicara tentang laki-laki dan perempuan dipilah menjadi 2 segi, yaitu : (1) Biologi : JENIS KELAMIN (sex), (2) Konstruksi sosial budaya : GENDER


Biologis : Jenis Kelamin = perbedaan biologis laki-laki dan perempuan berikut fungsi reporduksinya. Perbedaan fungsi reproduksi yang sifatnya kodrati :

  • Perempuan : menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui dengan ASI
  • Laki-laki : membuahi (spermatozoa)

Gender = perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, harapan dan karakteristik femininitas dan maskulinitas antara laki-laki. Konstruksi Sosial = proses pembiasan : keluarga, sekolah, media massa, masyarakat, negara, interpretasi agama, tempat kerja, dan lain-lain. Sering terjadi KERANCUAN GENDER = KODRATI.


Perbedaan jenis Kelamin dan Gender

    • Jenis Kelamin (sex) : (1) ciptaan Tuhan, (2) bersifat kodrat, (3) tidak dapat berubah, (4)tidak dapat ditukar, (5) berlaku sepanjang zaman dan di mana saja.
    • Jenis Kelamin (sex) : (1) ciptaan Tuhan, (2) bersifat kodrat, (3) tidak dapat berubah, (4)tidak dapat ditukar, (5) berlaku sepanjang zaman dan di mana saja.

Masalah Gender yang utama

    • Stereotipe : pelabelan negatif tersalah satu jenis kelamin, misalnya perempuan domestik dan laki-laki publik
    • Sub-ordinasi : alokasi posisi di mana salah satu jenis kelamin diposisikan lebih penting dibanding jenis kelamin lain, misalnya : perempuan sekretaris, laki-laki dokter, dan lain-lain
    • Marginalisasi : peminggiran ekonomi karena jenis kelamin, misalnya : pelatihan teknologi diprioritaskan untuk laki-laki.
    • Kekerasan : (1) kekerasan fisik, (2) kekerasan psikologis, (3) kekerasan ekonomi, (4) kekerasan seksual.
    • Beban Ganda : kerja domestik + kerja publik tanpa disertai dengan pembagian peran yang adil.

Ada yang menambahkan :

    • Simbolisasi gender : penyimbolan jenis kelamin pada posisi yang lebih tinggi dengan tujuan membatasi potensi dan haknya, misalnya : melarang perempuan belajar stir mobil dengan alasan pasangan lebih sayang dan khawatir dekat dengan kecelakaan.

Materi Kedua

Strategi Pemberdayaan Masyarakat berbasis Gender

  1. Buat Perencanaan PKBG
    • Identifikasi karakteristik sasaran program (tahapan perencanaan) : (1) kenali dulu sasaran yang akan dijadikan sebagai objek pemberdayaan, (2) homogenitas sasaran lebih disarankan, (3) setiap tahapan objek pemberdayaan, punya masalah yang tidak sama
    • Rumuskan Pohon Masalah
    • Rumuskan Pohon Tujuan
  2. Rumuskan Pelaksanaan
  3. Melakukan Monev
  4. Rencanakan program lanjutan

Materi Ketiga

Praktek Perencanaan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)

Alur perencanaan :

    • Penyebab : Identifikasi apa permasalahan gender dalam kelompok dan penyebab
    • Dasar : (1) identifikasi siapa sasaran program, (2) identifikasi lokasi, (3) identifikasi potensi lokal dan lembaga penyelenggara program
    • Tujuan : Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga

Contoh Latar Belakang PKBG :

    • Penyebab : (1) stereotipe atau bias gender dalam keluarga, (2) legitimasi budaya
    • Dasar : partisipasi perempuan dalam pembangunan cenderung lebih rendah dibandingkan laki-laki
    • Tujuan : mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga

Penyebab - Tujuan :

Peran keluarga : (1) membentuk pola perilaku individu, (2) pendidikan karakter anak [mengetahui, melaksanakan dan membudayaan hal baik], (3) menanamkan etika, moral, sosial, kesehatan, dll.


Categories:

    Tegal | Hari ini