Apakah Blended Learning itu?
Sesuai namanya, blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan antara training konvensional di mana trainer dan trainee bertemu langsung dengan training online yang bisa diakses kapan saja, di mana saja 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Adapun bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan virtual antara trainer dengan trainee. Mereka mungkin saja berada di dua dunia berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance instructed learning, yang lain menyebutnya virtual instructor led training – training yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual karena antara peserta dan instruktur berada di tempat yang berbeda. Apapun namanya, model pembelajaran ini memanfaatkan teknologi IT lewat media video conference, phone conference, atau chatting online.
Mengapa Blended Learning, Apakah e-Learning Saja Tidak Cukup?
Sebuah pertanyaan menarik dan mengusik pemikiran kita. Untuk menjawabnya, saya mencoba menelusuri puluhan artikel dan jurnal ilmiah berkaitan topik ini. Dari studi yang ada, kendala terbesar e-learning adalah interaktivitas langsung antara pembelajar dengan instrukturnya. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.
Hal ini menjawab mengapa program e-learning di banyak perusahaan tidak selalu mendapat hasil memuaskan. Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Bisa dari kantor, rumah, hotel, maupun di kafe asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. Dalam analisa sederhana saya, orang butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam training konvensional di ruang kelas.
Kendala lanjutan dari e-learning adalah menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Meskipun buat seorang pembelajar sejati itu bukanlah alasan. Namun fakta menunjukkan, orang tidak bisa bertahan lama belajar di depan komputer.
Blended Learning, Trend Belajar Masa Depan?
To educateSaya memprediksi di masa depan trend belajar dengan blended learning akan semakin populer di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini didukung oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pergeseran bagaimana orang mencari informasi. Coba tanyakan diri Anda apa yang dilakukan ketika ingin mengetahui informasi tertentu? Anda akan menghidupkan komputer dan bertanya kepada Paman Google. Atau jika Anda punya handphone mutakhir, hanya dengan beberapa tombol dan sentuhan ringan, informasi yang dicari sudah ada dalam genggaman. Tidak hanya itu, infrastruktur IT juga semakin baik. Kini orang bisa menonton video langsung dari sebuah handphone tanpa terputus.
Saya sendiri aktif dalam beberapa kegiatan blended learning yang diajarkan para tutor handal di luar negeri. Lewat mereka saya belajar hal-hal baru yang jika dipelajari sendiri akan memakan waktu lebih lama dan energi yang lebih besar. Jika Anda aktif di internet, silakan cari program-program universitas terbuka yang gratis dan diajarkan para ahli di bidangnya. Atau jika Anda pengguna iTunes, ada banyak podcast maupun video pembelajaran dibuat oleh lembaga-lembaga ternama seperti Harvard University, BBC, dan organisasi lainnya. Dengan kemudahan tersebut, Anda bisa belajar dari instruktur terbaik seluruh penjuru dunia tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Belajar seperti ini dilakukan lewat diskusi live menggunakan audio-conferencing, interactive video conference, real-time chatting console, dan berbagai variasinya. Materi pembelajaran bisa didownload dan dipelajari terlebih dahulu berupa teks, audio maupun video. Saya bisa bertanya langsung dengan instruktur pemberi materi, melakukan konsultasi atas sebuah ide dan pemahaman, serta membangun kedekatan personal. Meskipun tak pernah bertatap muka, saya dan peserta lainnya merasa memiliki kedekatan langsung dengan instrukturnya. Ini bisa terjadi karena kami berinteraksi langsung, walau hanya secara virtual dihubungkan sinyal-sinyal komunikasi. Satu sama lain memberi dukungan, feedback dan saran untuk kemajuan masing-masing orang.
Akhirnya, Saya Membuat “My Own Blended Learning”
Setelah ide blended learning bergulir di benak saya sejak 6 tahun lalu, akhirnya saya berhasil membuat blended learning ala Muhammad Noer. Belajar dari para tokoh di bidang learning, internet technology, online video production, saya membuat sebuah kursus online menerapkan asas-asas blended learning yang dengan nama “Speed Reading for Smart People”. Di sini saya bisa berbagi dan turut mengajarkan sebuah keterampilan membaca cepat yang telah membantu saya menjadi seorang pembelajar.
Ya, sejak lama saya ingin berbagi dan mengajar, namun terkendala waktu dan tempat. Memang sekali dua kali saya masih bisa berbagi dengan orang lain lewat seminar, kuliah tamu, maupun pertemuan tatap muka lainnya. Namun dengan teknologi, saya bisa mempersiapkan materi sesuai waktu yang saya miliki. Sementara para peserta juga bisa belajar mengikuti jadwal yang memungkinkan buat mereka. Inilah manfaat teknologi informasi buat dunia pendidikan.
Alhamdulillah program ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para pemerhati blog ini maupun rekan-rekan blogger lainnya. Sudah ada 100 peserta lebih yang bergabung dan berinteraksi secara virtual dengan saya sebagai instruktur. Saat ini pendaftaran sudah ditutup. Jika Anda tertarik untuk bergabung di waktu yang akan datang, Anda bisa ikut notification list untuk gelombang berikutnya dengan klik di sini.
Lantas, bukankah ini hanya sekedar online training? Di mana blended learningnya? Salah satu bentuk blended learning yang dipakai adalah saya menjawab secara personal setiap pertanyaan peserta dengan berbicara kepada mereka. Setiap pertanyaan akan dikumpulkan dan tiba saatnya saya akan menjawab sekaligus merekamnya buat seluruh peserta. Sementara ini jawaban tersebut masih dalam bentuk rekaman audio. Di masa depan saya sedang mempertimbangkan melakukannya secara live lewat audio ataupun video conferencing jika teknologi dan infrastruktur yang ada memungkinkan.
Bagaimana Anda Belajar?
Belajar dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan dari siapa saja.
Lewat blended learning, kita bisa belajar dengan interaktivitas yang mendekati belajar langsung tatap muka. Bahkan bisa dilakukan ketika instruktur dan para pelajar-nya terpisah ribuan kilometer di dua benua berbeda. Tak hanya itu, seseorang juga bisa mengatur jadwal belajarnya masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
Lantas, bagaimanakah belajar yang Anda lakukan?
Pernahkah Anda mengikuti pembelajaran blended learning sebelumnya?
Sumber : http://www.muhammadnoer.com