Makna Kata Saudara

Slawi - Di alam rahim, the house of love, kita bernafas dengan pusar melalui bantuan ibu. Sosok cinta yang terdekat dengan kita. Dan ketika kita dialam dunia, sadarkah kita yang kalau menyambut kita pertama kali adalah udara. Pekerjaan pertama kali yang dilakukan manusia adalah inhale (menghirup udara). Dan kemudian, pekerjaan terakhir yang dilakukan manusia di muka bumi adalah menghembuskan udara (exhale). Jadi udara menyambungkan fase awal hingga fase akhir hidup kita, dan karenanya secara tidak sadar, kita dalam perjalanan hidup selalu ingin mendapatkan udara bersih.


Banyak cara dilakukan, termasuk Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Tapi apa yang terjadi pada Car Free Day (CFD) tadi, seperti kata Ronald (Ronald Suryapradja), saya jadi teringat penyanyi lagu balada lama asal Bandung, Rita Rubi Hartland, dia mengatakan pendaki gunung memang sahabat alam sejati, jaketmu penuh lambing-lambang kegagahan, memproklamirkan dirimu pencinta alam, sementara maknanya belum kau milik. Ketika aku daki dari gunung ke gunung, di sana kutemui kejanggalan makna. Banyak pepohonan merintih kepedihan dikuliti pisaumu yang tak pernah diam. Batu-batu cadas merintih kesakitan ditikam belatimu yang bermata ayal, hanya untuk mengumumkan pada khalayak bahwa di sana ada kibar bendaramu. Oh alam, korban keangkuhan, maafkan mereka, yang tak mengerti arti kehidupan.


Boris (Boris T. Manullang atau Boris Bokir) dan Ronald (Ronald Suryapradja) memperlihatkan bahwa sebelum jam Car Free Day (CFD), terjadi mereka malah naik mobil, parkir di sekitar  area Car Free Day (CFD), baru menurunkan kendaraannya dan sampah-sampah pun berserakan. 23-2-2013 sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengumpulkan hanya dalam beberapa jam; di sekitar are Car Free Day (CFD) Jakarta Pusat, 52,35 Kg sampah dan beberapa data yang didapatkan di sana dari plastik minuman sampai kondom bekas pakai, selain merusak taman bungkul, bikin adu tinju yang tidak ada kaitannya.


Jadi kita harus selalu mengingat bahwa membersihkan udara yang kita hirup adalah bagian dari oksigenasi otak kita setara gunanya dengan membersihakan pikiran kita. Udara mengantarkan zat cinta yang menyehatkan otak kita. Di dalam kata “saudara”, ada kata “udara”. Semua makhluk bersaudara karena menghirup udara, elemen cinta yang terberi oleh Tuhan secara gratis dan tidak pernah membedakan orang, berasal dari suku mana, agama mana dan dari ras apapun. Udara menyatukan dan menjadikan kita bersaudara, karena ada kode Tuhan di dalamnya yakni cinta.


Konklusinya jaga kebersihan udara. Hidup dan nikmati kode cinta ilahi bersama, yang bernama udara. Dan selalulah berpegangan erat sebagai saudara. Jangan jadikan Car Free Day (CFD) sekedar sebagai Parking Day tapi lakukan everyday.


Izinkan saya (alminist) sedikit menambahkan bahwa kata "saudara" terambil dari kata "sa" dan "udara", kata “sa” semakna dengan kata "se" yang sering kita dengar dan diucapkan, yang berarti satu / menyatu / menunggal (tunggal), misal : sekali, seumpama, seribu, seratus, (maaf) setubuh, atau “sa” dalam bahasa jawa sa-omah (serumah), sa-nggon (setempat), sa-peturon (satu tempat tidur), dan lain-lain. Kata "udara" seperti yang kita tahu adalah oksigen yang kita hirup ketika bernafas.


Seperti catatan Kang Maman di atas, manusia lahir di dunia yang kali pertama dilakukannya adalah menghirup udara (bernafas atau inhale). Sebaliknya, manusia meninggal dunia (wafat) yang kali terakhir dilakukan adalah menghembuskan udara (nafas) atau exhale. Sesungguhnya, Tuhan tidak membedakan manusia dari jenis apapun. Tuhan menyatukan manusia dalam hal kebutuhannya terhadap udara atau  oksigen yang dihirup (bernafas) tanpa membedakan dari segi SARAP (suku, agama, ras, adat, dan paham).


Jika Tuhan terhadap manusia seperti ini, mengapa manusia dengan manusia yang lain tega melakukan aksi diskriminisasi, padahal kita SAUDARA, satu dan menyatu dalam visi dan misi hidup yang sama, yaitu menghirup udara untuk kali pertama dan menghembuskan udara untuk kali terakhir. Itulah hidup, maknailah sebagai SAUDARA yang menyatu, tanpa diskriminasi apapun.


Meskipun 9 Juli 2014 nyoblos Presidennya BEDA, tetapi kita tetap SAUDARA. Semoga Pilpres Damai.


(Tulisan ini disadur dari Konklusi Kang Maman (Maman Suherman, Notulen), (Indonesia Lawak Klub {ILK], 29 Mei 2014 dengan Topik Car Free Day)


Categories:

    Tegal | Hari ini