Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Lembaga Keuangan Syariah


Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Keuangan Syariah, Ekonomi Syariah dan Bisnis Syariah. Ragam fatwa tersebut dikeluarkan oleh DSN MUI dalam rentang waktu antara tahun 2000 hingga 2023. Penerbitan fatwa didasarkan atas permintaan lembaga keuangan syariah tertentu, pengamatan fenomena sosial ekonomi tertentu atau respon DSN MUI terhadap kasus-kasus tertentu yang terjadi di masyarakat.


Himpunan Fatwa tersebut tersaji dalam blog ini, baik berupa semua fatwa berdasarkan nomor urut fatwa atau semua fatwa berdasarkan tema fatwa. Anda dapat mengunduh (download) baik fatwa tertentu atau semua fatwa yang disediakan di blog ini. Selamat mengunduh, semoga bermangaat.

NO FATWA LINK
1 Fatwa DSN MUI tentang Lembaga Keuangan Syariah (nomor urut fatwa) Lihat
2 Fatwa DSN MUI tentang Lembaga Keuangan Syariah (Tema fatwa) Lihat

Aku, Istriku & Anak-anakku


Lebih dari 16 tahun saya meninggalkan Tegal setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah dasar. Tepatnya sejak 1987 hingga pertengahan tahun 2005. Semarang, Bandung dan Yogyakarta adalah tiga kota yang penuh kenangan. Perjalanan panjang berlabuh di kota kecil wilayah pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Di Indonesia, kota ini dikenal dengan Kota Batik. Secara geografis, Pekalongan tidak jauh dari Tegal sebagai kota kelahiran saya. Itu pula alasan mengapa memilih Kota Pekalongan sebagai tujuan akhir. Kota ini dekat dengan keluarga besar di Tegal, meskipun berbeda dengan pilihan yang dirancang sebelumnya.


Ada alasan lain hingga akhirnya kembali ke Tegal. Semua diawali dari kesendirian yang entah kapan berakhir. 5 bersaudara, laki-laki semua, dan kebetulan anak paling ujung. Waktu berlalu begitu cepat. Penantian giliran juga tampaknya tidak jelas. Putus komitmen dengan beberapa teman dekat pun terjadi hingga akhirnya sendiri. Alhamdulillah, semua berubah karena secarik kertas bertuliskan nomor kontak pribadi dan selembar foto. Tanpa pikir panjang, petualangan pun dimulai. Waktu itu, saya masih tinggal di Yogyakarta sambil mengajar di 2 perguran tinggi di Surakarta dan Yogyakarta.


Layaknya supir bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Yogyakarta-Tegal dijalani hampir 1 tahun untuk memastikan jalinan komitmen tersambung. Long Distance Relationship, istilah populernya. Jumat, pukul 08.00, tanggal 03 Desember 2004 adalah akhir dari "petualangan" panjang itu. Tuhan menghadirkan sparring partner hidup dengan caranya sendiri. Mungkin karena kasihan dengan saya dan kepepet tidak ada yang lain, akhirnya mau menerima. Barangkali serupa dengan peribahasa "sejauh burung terbang, pasti akan kembali ke sarangnya". Keluarga juga komentar begitu, "Sekolah jauh-jauh, jodohmu kok dekat rumah, nasib-nasib". Tapi hidup memang begitu, tapi semuanya indah, apalagi kalau ingat QS. Yunus (10) ayat 58.


Keberadaan partner hidup dan dua buah hati terasa benar-benar menikmati hidup yang sesungguhnya. Di kerumunan manusia, bagi sebagian orang, (kadang) justru memilih untuk menghindar dari berkeluarga. Salah satu pandangan berkomentar bahwa, keluarga sebagai beban hidup yang bisa menghambat karir dan kebebasan diri bagi pria maupun wanita. Sementara pandangan lain menyatakan bahwa, berkeluarga adalah sebuah deklarasi diri secara individual di tengah kerumunan tersebut. Panggilan "suami" dan "ayah" bagi seorang laki-laki adalah kepuasan batin, yang mampu mengangkat martabatnya di mata komunitasnya. Sebagaimana keyakinan semua orang, percayalah, maka jangan jomblo. Segeralah mencari pasangan dan halalkanlah, tentunya jika sudah siap dan memiliki bekal yang cukup. Menikah itu sunnatullah (hukum alam). Banyak orang bilang, "menikah itu nikmatnya hanya 5 %, sedangkan yang 95 % itu nikmat sekali". Apalagi sekarang muncul lagi fenomena "childfree", hidup tanpa memiliki anak. Dijamin tidak asyik. Dah gitu aja.


What leads to Success ?


Sukses adalah hak semua orang. Sukses dan kesuksesan setiap orang yang menginginkannya pasti berbeda kriteria dan perspektifnya. Orang mencapai gelar akademik tertinggi merasa sukses. Orang memperoleh wanita cantik sebagai istri merasa sukses. orang memiliki mobil baru merasa sukses, orang memiliki jabatan merasa sukses dan lain sebagainya.


Seringkali sukses mengesampingkan orang lain yang berada di sekitar kita. Sukses selalu dimaknai sebagai keberhasilan individual, yang jauh dari rasa perhatian terhadap orang lain. Ada baiknya kita simak What leads to success berikut. Bukan bermaksud menggurui, tetapi hidup adalah proses, saya pun demikian. Mari melangkah bersama.


Berangkat dari penelitian selama 7 (tujuh) tahun dengan melibatkan 500 responden interview menyimpulkan temuan bahwa hal yang mengantarkan menjadi pribadi yang sukses ada 8 (delapan) tindakan yang harus dilakukan :

  1. Passion
    • I'm driven by my passion" (Freeman Thomas, Car Designer Daimler Chrysler)
    • Do it for love not money. I would pay someone to do what I do (Carol Coletta, Radio Producer, Smart City)
  2. Work
    • It's all hard work. Nothing comes easily. But I have a lot of fun. (Rupert Murdoch, Big Cheese CEO)
  3. Good
    • To be successfull, put your nose down in something and get damn good at it (Alex Garden, Game Developer)
  4. Focus
    • I think it all has to do with focusing yourself to one thing (Norman Jewison, filmmaker)
  5. Push
    • Push yourself. Physically, mentally, you gotta push, push, push (David Gallo, Marine Scientist)
    • SHYNESS SELF-DOUBT, I always had self-doubts. I wasn't good enough, wasn't smart enough, I didn't think I'd make it (Goldie Hawn, Actor)
    • It's not always easy to push yourself. "My mother pushed me" (Frank Gehry, Architect)
  6. Serve
    • It was a privilege to serve as a doctor (Sherwin Nuland, Professor of Surgery, Yale
    • Millionaires serve others something of value
  7. Ideas
    • I had an idea founding the first micro-computer software company (Bill Gates, Software guy)
    • The pattern are (1) Listen, (2) Observe, (3) be Curious, (4) Ask Questions, (5) Problem solve, and (6) Make connections
  8. Persist
    • Persistence is the number one reason for our success (Joe Kraus, co-Founder, Excite)
    • Persistence enemy are (1) Criticism, (2) Rejection, (3) Assholes, and (4) Pressure

Semoga bermanfaat

Source and Picture taken from shaktiholistichealthcare.com
Inspiring Moment on Hitam Putih, Hosted by Dedy Corbuzier


Makna Kata Saudara

Slawi - Di alam rahim, the house of love, kita bernafas dengan pusar melalui bantuan ibu. Sosok cinta yang terdekat dengan kita. Dan ketika kita dialam dunia, sadarkah kita yang kalau menyambut kita pertama kali adalah udara. Pekerjaan pertama kali yang dilakukan manusia adalah inhale (menghirup udara). Dan kemudian, pekerjaan terakhir yang dilakukan manusia di muka bumi adalah menghembuskan udara (exhale). Jadi udara menyambungkan fase awal hingga fase akhir hidup kita, dan karenanya secara tidak sadar, kita dalam perjalanan hidup selalu ingin mendapatkan udara bersih.


Banyak cara dilakukan, termasuk Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Tapi apa yang terjadi pada Car Free Day (CFD) tadi, seperti kata Ronald (Ronald Suryapradja), saya jadi teringat penyanyi lagu balada lama asal Bandung, Rita Rubi Hartland, dia mengatakan pendaki gunung memang sahabat alam sejati, jaketmu penuh lambing-lambang kegagahan, memproklamirkan dirimu pencinta alam, sementara maknanya belum kau milik. Ketika aku daki dari gunung ke gunung, di sana kutemui kejanggalan makna. Banyak pepohonan merintih kepedihan dikuliti pisaumu yang tak pernah diam. Batu-batu cadas merintih kesakitan ditikam belatimu yang bermata ayal, hanya untuk mengumumkan pada khalayak bahwa di sana ada kibar bendaramu. Oh alam, korban keangkuhan, maafkan mereka, yang tak mengerti arti kehidupan.


Boris (Boris T. Manullang atau Boris Bokir) dan Ronald (Ronald Suryapradja) memperlihatkan bahwa sebelum jam Car Free Day (CFD), terjadi mereka malah naik mobil, parkir di sekitar  area Car Free Day (CFD), baru menurunkan kendaraannya dan sampah-sampah pun berserakan. 23-2-2013 sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengumpulkan hanya dalam beberapa jam; di sekitar are Car Free Day (CFD) Jakarta Pusat, 52,35 Kg sampah dan beberapa data yang didapatkan di sana dari plastik minuman sampai kondom bekas pakai, selain merusak taman bungkul, bikin adu tinju yang tidak ada kaitannya.


Jadi kita harus selalu mengingat bahwa membersihkan udara yang kita hirup adalah bagian dari oksigenasi otak kita setara gunanya dengan membersihakan pikiran kita. Udara mengantarkan zat cinta yang menyehatkan otak kita. Di dalam kata “saudara”, ada kata “udara”. Semua makhluk bersaudara karena menghirup udara, elemen cinta yang terberi oleh Tuhan secara gratis dan tidak pernah membedakan orang, berasal dari suku mana, agama mana dan dari ras apapun. Udara menyatukan dan menjadikan kita bersaudara, karena ada kode Tuhan di dalamnya yakni cinta.


Konklusinya jaga kebersihan udara. Hidup dan nikmati kode cinta ilahi bersama, yang bernama udara. Dan selalulah berpegangan erat sebagai saudara. Jangan jadikan Car Free Day (CFD) sekedar sebagai Parking Day tapi lakukan everyday.


Izinkan saya (alminist) sedikit menambahkan bahwa kata "saudara" terambil dari kata "sa" dan "udara", kata “sa” semakna dengan kata "se" yang sering kita dengar dan diucapkan, yang berarti satu / menyatu / menunggal (tunggal), misal : sekali, seumpama, seribu, seratus, (maaf) setubuh, atau “sa” dalam bahasa jawa sa-omah (serumah), sa-nggon (setempat), sa-peturon (satu tempat tidur), dan lain-lain. Kata "udara" seperti yang kita tahu adalah oksigen yang kita hirup ketika bernafas.


Seperti catatan Kang Maman di atas, manusia lahir di dunia yang kali pertama dilakukannya adalah menghirup udara (bernafas atau inhale). Sebaliknya, manusia meninggal dunia (wafat) yang kali terakhir dilakukan adalah menghembuskan udara (nafas) atau exhale. Sesungguhnya, Tuhan tidak membedakan manusia dari jenis apapun. Tuhan menyatukan manusia dalam hal kebutuhannya terhadap udara atau  oksigen yang dihirup (bernafas) tanpa membedakan dari segi SARAP (suku, agama, ras, adat, dan paham).


Jika Tuhan terhadap manusia seperti ini, mengapa manusia dengan manusia yang lain tega melakukan aksi diskriminisasi, padahal kita SAUDARA, satu dan menyatu dalam visi dan misi hidup yang sama, yaitu menghirup udara untuk kali pertama dan menghembuskan udara untuk kali terakhir. Itulah hidup, maknailah sebagai SAUDARA yang menyatu, tanpa diskriminasi apapun.


Meskipun 9 Juli 2014 nyoblos Presidennya BEDA, tetapi kita tetap SAUDARA. Semoga Pilpres Damai.


(Tulisan ini disadur dari Konklusi Kang Maman (Maman Suherman, Notulen), (Indonesia Lawak Klub {ILK], 29 Mei 2014 dengan Topik Car Free Day)


Kompetensi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi


Jakarta, Kamis, 26-28 September 2013, Royal Hotel Paledang Bogor, Sub Direktorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Workshop tentang "Penguatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi".


Acara diawali dengan pembukaan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Islam (Diktis), Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, yang menggarisbawahi bahwa kegiatan tersebut hendaknya mampu membekali dosen muda dalam penguasaan IT untuk meningkatkan kompetensi pembelajarannya. Sedangkan Sekjen Pendidikan Islam (Pendis), Prof. Dr. H. Kamarudin Amin, MA., yang memberikan "warning" agar dosen-dosen di bawah Pendidikan Tinggi Islam mampu menguasai IT agar dapat bersaing di dunia global. Beliau (Kamarudin) juga berbagi pengalaman belajar di luar negeri, bahwa dosen-dosennya sangat menguasai IT dan memberikan informasinya melalui penguasaan IT-nya, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencari dan menemukan literatur kajian ilmu tertentu.


Acara dipandu oleh Dr. Ishom Yusqi, MA., Kepala Subdit Ketenagaan, yang juga sangat berharap, workshop ini mampu memberikan informaasi baru dan menyadarkan pentingnya penguasaan IT bagi dosen agar memberikan warna kontemporer dalam pembelajaran. Beberapa dialog mengalir dalam acara tersebut. Peserta dari IAIN Jambi, yang dengan "menggebu-gebu" menginformasikan tentang pengembangan teknologi informasi, hanya saja kebijakan masih "kurang" berpihak dalam pengembangannya.


Lain lagi dengan peserta dari STAIN Ambon. Beliau lebih bersifat "curhat" akan kekurangan infrastruktur tentang pengembangan IT. Hal yang sangat dikeluhkan oleh beliau adalah di STAIN Ambon tidak tersedianya jaringan internet. Internet tersedia "hanya" dalam masa pendaftaran mahasiswa baru (PMB). Ketika kegiatan PMB selesai, maka internet di-off-kan lagi. Peserta dari STAIN Tulung Agung lebih mengeluhkan kurang mendukung dan tidak familiernya dosen tua ketika harus berinteraksi dengan IT. Sementara peserta dari STAIN Pamekasan lebih menekankan dari sisi kesadaran civitas akademika, baik dosen, mahasiswa dan dukungan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.


Dialog tersebut ditanggapi oleh Sekjen Pendis, yang mengerucut pada hal : (1) beliau balik menanyakan jika pengembangan IT di kampus masing-masing kurang maju itu salah siapa. Jawabannya adalah tidak sensitifnya pimpinan PT masing-masing dalam menembangkan IT di kampus masing-masing. Sekjen menyarankan agar penanggung jawab IT menyampaikan kepada Pimpinan masing-masing untuk mengusulkan kepada Direktorat Pendidikan Islam untuk diajukan anggarannya. Beliau berjanji jika usulan tersebut diusulkan akan dikawal usulan tesebut hingga dapat diterapkan di perguruan tinggi masing-masing; (2) Silahkan bangun kesadaran masing-masing di PT untuk menguasai IT; (3) Pengakuan Pendis tentang tidak adanya pangkalan data yang terintegrasi dan dikelola secara integratif oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.


Metode dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender


Pekalongan, Rabu, 04 Desember 2013, berkesempatan belajar lebih dalam tentang gender dan problematikanya bersama Prof. Dr. Ismi Dwiastuti Nurhaeni, M.Si. tentanga pengalaman penelitian. Saya belajar tidak sendirian dengan beliau, tetapi bersama 30 teman-teman dosen yang juga ingin tahu banyak tentang gender, meskipun kelihatan ada dosen mapan betul pemahamannya tentang gender, ada yang sedang-sedang saja, tetapi juga ada yang kelihatannya memahami tetapi tidak lebih sekedar reaktif dan sensitif pada persoalan gender yang sangat mikro dan individual, jauh dari pemahaman tentang metode dan strategi yang harus dilakukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis gender.


Terlepas dari itu semua, ternyata gender juga menarik sebetulnya, sekalipun awal pemahaman lebih sumbang terharap pemaknaan gender dan implementasinya di masyarakat, ternyata merupakan upaya menggeser (changing paradigm) dari bias gender menjadi keadilan dan kesetaraan gender. Ingin tahu materinya, bisa dilihat diuraian berikut. Sayangnya, penyelenggara lebih suka dengan print out, coba kalau diberi softcopy, pasti saya upload supaya bisa sharing dengan pembaca, tapi sudahlah, Indonesia memang suka menghabiskan kayu untuk membuat kertas, tapi sayangnya tidak suka menanam kembali, malah menebang terus, illegal pula, dan orang yang memakai kertas pun sering tidak menggunakan untuk hal-hal tepat, bila bisa softcopy mengapa pakai print out. Sorry ngelantur.


Materi dibagi menjadi tiga sesi dengan topik yang berbeda, yaitu :

  1. Konsep dan Issue Gender : Apa, mengapa dan bagaimana ?
  2. Strategi dan Tahapan Melakukan Program Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
  3. Praktek Perencanaan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)

Materi Pertama

Bicara tentang gender berarti bicara tentang laki-laki dan perempuan, bicara tentang gender sering dirancukan dengan bicara tentang perempuan. Bicara tentang laki-laki dan perempuan dipilah menjadi 2 segi, yaitu : (1) Biologi : JENIS KELAMIN (sex), (2) Konstruksi sosial budaya : GENDER


Biologis : Jenis Kelamin = perbedaan biologis laki-laki dan perempuan berikut fungsi reporduksinya. Perbedaan fungsi reproduksi yang sifatnya kodrati :

  • Perempuan : menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui dengan ASI
  • Laki-laki : membuahi (spermatozoa)

Gender = perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, harapan dan karakteristik femininitas dan maskulinitas antara laki-laki. Konstruksi Sosial = proses pembiasan : keluarga, sekolah, media massa, masyarakat, negara, interpretasi agama, tempat kerja, dan lain-lain. Sering terjadi KERANCUAN GENDER = KODRATI.


Perbedaan jenis Kelamin dan Gender

    • Jenis Kelamin (sex) : (1) ciptaan Tuhan, (2) bersifat kodrat, (3) tidak dapat berubah, (4)tidak dapat ditukar, (5) berlaku sepanjang zaman dan di mana saja.
    • Jenis Kelamin (sex) : (1) ciptaan Tuhan, (2) bersifat kodrat, (3) tidak dapat berubah, (4)tidak dapat ditukar, (5) berlaku sepanjang zaman dan di mana saja.

Masalah Gender yang utama

    • Stereotipe : pelabelan negatif tersalah satu jenis kelamin, misalnya perempuan domestik dan laki-laki publik
    • Sub-ordinasi : alokasi posisi di mana salah satu jenis kelamin diposisikan lebih penting dibanding jenis kelamin lain, misalnya : perempuan sekretaris, laki-laki dokter, dan lain-lain
    • Marginalisasi : peminggiran ekonomi karena jenis kelamin, misalnya : pelatihan teknologi diprioritaskan untuk laki-laki.
    • Kekerasan : (1) kekerasan fisik, (2) kekerasan psikologis, (3) kekerasan ekonomi, (4) kekerasan seksual.
    • Beban Ganda : kerja domestik + kerja publik tanpa disertai dengan pembagian peran yang adil.

Ada yang menambahkan :

    • Simbolisasi gender : penyimbolan jenis kelamin pada posisi yang lebih tinggi dengan tujuan membatasi potensi dan haknya, misalnya : melarang perempuan belajar stir mobil dengan alasan pasangan lebih sayang dan khawatir dekat dengan kecelakaan.

Materi Kedua

Strategi Pemberdayaan Masyarakat berbasis Gender

  1. Buat Perencanaan PKBG
    • Identifikasi karakteristik sasaran program (tahapan perencanaan) : (1) kenali dulu sasaran yang akan dijadikan sebagai objek pemberdayaan, (2) homogenitas sasaran lebih disarankan, (3) setiap tahapan objek pemberdayaan, punya masalah yang tidak sama
    • Rumuskan Pohon Masalah
    • Rumuskan Pohon Tujuan
  2. Rumuskan Pelaksanaan
  3. Melakukan Monev
  4. Rencanakan program lanjutan

Materi Ketiga

Praktek Perencanaan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)

Alur perencanaan :

    • Penyebab : Identifikasi apa permasalahan gender dalam kelompok dan penyebab
    • Dasar : (1) identifikasi siapa sasaran program, (2) identifikasi lokasi, (3) identifikasi potensi lokal dan lembaga penyelenggara program
    • Tujuan : Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga

Contoh Latar Belakang PKBG :

    • Penyebab : (1) stereotipe atau bias gender dalam keluarga, (2) legitimasi budaya
    • Dasar : partisipasi perempuan dalam pembangunan cenderung lebih rendah dibandingkan laki-laki
    • Tujuan : mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga

Penyebab - Tujuan :

Peran keluarga : (1) membentuk pola perilaku individu, (2) pendidikan karakter anak [mengetahui, melaksanakan dan membudayaan hal baik], (3) menanamkan etika, moral, sosial, kesehatan, dll.


Mas Ryan dan Dd' Ezar, Selamat Ulang Tahun


Slawi - Usia tak terasa sudah semakin tua apalagi jika masuk kelas untuk mengajar mahasiswa. Kenyataan tua semakin terasa ketika satu demi satu mengetahui kapan tahun kelahiran mahasiswa yang saya ajar. Rata-rata mereka berusia 17-18 tahun. Tak terasa pula, ternyata kedua buah hati sudah bertambah usia lagi. Anak pertama, Zafiryan Alis Maulana (Mas Ryan), lahir di tahun 2005, kini sudah berusia 8 tahun. Anak kedua, Naizaryan Alis Maulana (Dd' Ezar), lahir di tahun 2009 dan kini beranjak ke usia 4 tahun.


Banyak sekali perubahan perilaku Mas Ryan setelah mencapai usia tersebut. Naik kelas 3 SD Pakembaran 2 Slawi rangking 4 dari 50 anak, belajar tidak dipandu ibu lagi (kecuali bertanya), bangun lebih pagi, shalat sudah 5 waktu, puasa bulan Ramadhan penuh, Madrasah Diniyah (dulu TPA), ngajinya sudah al-Qur'an (nda' iqra' lagi), tambah sayang sama ibu, bapak dan dd Ezar.


Sementara Dd' Ezar, walaupun masih manja, tapi sudah mulai nurut dengan perintah bapak dan ibu, hingga perintah itu menjadi kebiasaan yang positif. Bangun tidur pagi, langsung "pipis", "pura-pura" wudhu, shalat subuh, maem, papung, ganti baju, sekolah. Dd' Ezar sekarang sekolah di TK Perwanida 02 Slawi, hebatnya sekarang [sejak setelah idul fitri], sekolahnya tidak ditunggu-in sama budhe (pembantu kami, sering kami sapa dengan sebutan budhe, karena beliau lebih tua dari kami berdua dan sudah seperti keluarga).


Perubahan lain menjelang magrib tiba. Ketika adzan magrib dikumandangkan, secara berurutan aktivitasnya ini, "pipis", "pura-pura" wudhu, ganti baju koko, pake peci putih, ngajak Mas dan Bapak minta ke masjid. Setelah pulang dari masjid, ganti baju, langsung ambil iqra' ngaji sama ibu, setelah selesai ambil buku tulis, menulis apa saja yang diinginkan. Setelah itu main, hingga menjelang tidur jam 9 malam.


Sampai tulisan ini diketik ulang sudah 10 tahun berlalu begitu cepat. Kini 2023, keduanya sedang menimba ilmu di dua pesantren yang berbeda. Mas Ryan sejak 2020 menimba ilmu di Pondok Pesantren Pabelan, Mungkid Magelang di tingkat Madraash Aliyah (MA). Sementara Adiknya, Dd Ezar, sejak 2022 menmpuh pendidikan Madrasat Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Sukorejo, Kendal. Hanya doa yang bisa terus kami panjatkan, semoga keduanya memperoleh ilmu yang berkah dan tumbuh kemandirian sebagai bekal hidup di masa mendatang.


Syukur tak terkira kepada Allah SWT yang ternyata memberi amanah yang begitu menenangkan sekaligus menggembirakan hati. Semoga keluarga kami diberi sehat dan selalu berbuat baik ketika berinteraksi dengan makhluk Tuhan yang lain. Kami pun berharap semoga pembaca merasakan kebahagiaan yang sama dengan kami, atau mungkin lebih dari kami. Amin.


Download

Bagi pembaca yang mengunjungi blog ini dan memerlukan file-file ini bisa diunduh (download) dengan beberapa klaster. File-file tersebut merupakan kompilasi dari berbagai sumber, yang bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan informasi. 

Saya tidak ada niat sedikit pun untuk memiliki file tersebut terkait dengan hak cipta (paten). Kepada pemilik file tersebut, saya mengucapkan terima kasih. Semoga file-file tersebut bermanfaat. 

Insya Allah, dengan berbagai kesibukan, file-file tersebut akan diupayakan terus ter-up-date, sesuai file-file yang saya anggap penting.
  • Peraturan Hukum tentang Dosen (link)
  • Peraturan Hukum Lembaga Keuangan Syariah (link)
  • Himpunan Fatwa DSN MUI tentang Lembaga Keuangan Syariah, Keuangan Syariah, Ekonomi Syariah dan Bisnis Syariah :
  1. berdasarkan Tema Fatwa (link)
  2. berdasarkan Nomor Urut Fatwa (link)
  • E-Book (Buku Elektronik) Populer Hasil Penelitian (download)
  • E-Book (Buku Elektronik) Ragam Keilmuan (download)
  • Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 : Buku Siswa dan Buku Guru (link)
  • Fatwa MUI tentang berbagai persoalan (download) 
  • Pidato KH. Ma'ruf Amin dalam Penganugerahan Gelar Akademik (link) 
  • Teks Khutbah Idul Fitri 1438 H Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab di Masjid Istiqlal Jakarta [Ahad, 25 Juni 2017] (download)  
  • E-Book Kitab Muamalah dan Ekonomi Islam [arabic] (download)
  • E-Book Aswaja dan Turats (link)
  1. E-Book Aswaja (download)
  2. E-Book NU (download) 
  3. E-Book Kitab Nusantara (download) 
  4. E-Book Turats Nusantara (download) 
  5. E-Book Kitab Fikih (download) 
  6. E-Book Kitab Tafsir (download) 
  7. E-Book Kitab Hadits (download) 
  8. E-Book Kitab Nahwu Sharaf (download) 
  9. E-Book Kitab Tarikh (download) 
  10. E-Book Kitab Maulid al-Rasul (download) 
  11. E-Book Kitab Tasawuf (download) 
  12. E-Book Kitab Tauhid (download) 
  13. E-Book Kitab Nadzom[an] (download) 
  14. E-Book Kitab Karya Imam Ghazali (download) 
  15. E-Book Kitab Karya Alwi al-Maliki (download)

"Lebaran" dan "Ketupat" : Makna Simbolik Idul Fitri


Hari Raya Idul Fitri, sering tradisi menyebutnya "lebaran", maknanya usai melampaui ujian menjalankan puasa Ramadhan selema sebulan penuh. Ceria, haru, sedih, berharap dan sejuta perasaan lainnya campur aduk dalam diri manusia, sesuai dengan orientasi dan pemaknaan seputar Ramadhan dan datangnya Idul Fitri. Jika ditebak hanya terjadi di Indonesia saja, keliru, karena tradisi religius ini juga dirayakan oleh umat Islam di seluruh belahan dunia. Namun, ada yang khas, hanya terjadi setahun sekali, khususnya di Indonesia (bila kurang, ditambahkan ya.)


1. Lebaran

Lebar - bar - bubar - bibar : artinya selesai. Jadi lebaran mempunyai makna selesainya masa Puasa. Kenapa dipakai kata itu, sepertinya mengandung 'filosofi' begitu beratnya menjalankan puasa, dan lebaran adalah hari bersuka ria. Ini menjadikan hari itu ditandai dengan nama 'Raya'.


Di Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur) tidak menyebut "Hari Raya Idul Fitri" dengan "Lebaran", tapi dengan "Riyadin", "Rioyo", atau "bada". Kata "lebaran" jarang sekali digunakan dan terdengar di Jawa.


2. Mudik

Mudik adalah kegiatan perantau / pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik berasal dari bahasa Jawa "Mulih Dhisik" yang artinya pulang dulu. Mudik, di Indonesia, identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan (berkunjung) dengan orang tua. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.


3. Ketupat
a. Sejarah Ketupat

Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat. Bakda kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut BAKDA KUPAT tersebut, di tanah jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyan ketupat dari daun kelapa muda. Setelah selesai dianyam, ketupak diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.


b. Arti Kata Ketupat

Dalam filosofi jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Kata kupat berasal dari suku kata "ku" = ngaku (mengakui) dan "pat" = lepat (kesalahan). Sehingga ketupat menjadi simbol mengakui kesalahannya. Ketupat atau kupat dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat artinya mengakui kesalahan, dan laku papat artinya empat tindakan.


1) Ngaku lepat

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.


2) Laku papat

Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran. Empat tindakan tersebut adalah :


a) Lebaran

Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.


b) Luberan

Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.


c) Leburan

Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.


d) Laburan

Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun poemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.



Al-Sya'rawi dalam tafsirnya menjelaskan menguatkan ikatan di antara kaum muslimin sering kali dimaknai sebagai ikatan fisik. Padahal ikatan yang membentuk silah (hubungan) bersumber dari hati sebagai pangkal niat baik untuk selalu menjalin ikatan dan hubungan antarkaum muslimin di mana pun, apalagi saudara. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengikatkan hubungan kabilah-kabilah di Madinah, khususnya Suku Aus dan Suku Khazraj.


Fenomena sekarang seringkali menunjukan hubungan atau ikatan dibangun karena ada ketergantungan harta, sehingga orang yang membutuhkan terikat hubungan karena membutuhkan harta orang yang memberi. Hubungan persaudaraan juga sering dilakukan demikian. Perlakuan saudara yang the have memposisikan saudara yang the poor sebagai sub ordinasi dalam hidup, sehingga tercipta ketergantungan persaudaraan yang semu. Inilah yang membedakan dengan al-hubb al-haqiqi. Karena cinta persaudaraan bersumber dari hati yang tulus sebagai saudara, bukan karena fasilitas harta yang membuat persaudaraaan terus terjalin. Di sinilah Allah menggerakan hati sebagai sumber ketulusan.


Semoga silaturrahmi kita dibangun dengan ketulusan hati yang mencerminkan cinta yang hakiki sebagai saudara yang terjalin karena hati, bukan karena ketergantungan harta. Semoga Allah SWT selalu membimbing hati kita.[]


Hati, Idul Fitri & Kemerdekaan RI

Pasti pembaca tahu, sering mendengar dan mengerti jika ada pembahasan tentang hati. Hanya orang yang bersangkutan dan Tuhan yang dipastikan tahu tentang "kata" hati seseorang. Bagaimana jika hati seseorang bisa menyatu dengan hati orang lain, sengaja atau tidak sengaja. Bagaimana pula seseorang yang memiliki hati yang selalu berubah-ubah sesuai dengan "mood". Serta bagaimana jika seseorang dengan hatinya menjadi sombong, bahwa dirinya key person yang telah memberikan banyak hal untuk orang lain, dengan meniadakan bahwa Tuhan-lah yang menggerakan hati tersebut. Serta bagaimana hubungan hati, idul fitri dan kemerdekaan RI ke 68, kita coba kaitkan dan mengambil benang merah sebagai pembelajaran.

HATI (QALBU)

Hadist berikut cukup populer, salah satunya cerita Sahabat Syahrun bin Hausyab, bertanya kepada Umm al-Mu'minin, Ummu Salamah : Wahai Umm al-Mu'minin, apa doa Rasulullah Saw., ketika beliah bersama beliau ? Ummu Salamah berkata : Doa beliau adalah :
 
Doa tersebut, mengisyaratkan bahwa yang memiliki hati adalah Allah SWT., dan Allah SWT-lah yang membolak-balikan hati. Hati bisa stabil, labil, mood, gundah gulana, lebay, GALAU, resah, iman kuat, iman lemah, setengah "kafir" dan seterusnya. 

IDUL FITRI

Tulisan ini tidak memperbincangkan detail tentang makna idul fitri. Tulisan ini lebih menyoroti fenomena di balik idul fitri yang ramai, yaitu shilaturrahmi atau shilaturrahim. Shilah (صلة) maknanya sambung atau hubungan, rahmi (الرحم) maknanya kandung[an] atau rahim (الرحيم) maknanya kasih sayang. Makna luas yang mudah dipahami adalah bagaimana seseorang menjalin hubungan baik dengan orang lain, tanpa membedakan status sosial, ras, agama, suku, bangsa. Orang tua dengan anak, suami dengan istri, atasan dengan bawahan, majikan dengan pembantu, bos dengan buruh, dan sebagainya. 

Jika hubungan yang dibangun dengan hati, maka suasana hubungan akan menyatu tanpa sekat dan hampir dipastikan semua seperti saudara [se]kandung[an] yang penuh kasih sayang dan saling menyayangi. Tapi sering kali hubungan dibangun karena ketergantungan satu dengan yang lain dan saling menyandera. Karena suami memberi uang belanja tiap bulan, maka istri harus melayani suami sesuai dengan keinginannya, karena pembantu dibayar oleh majikan, maka pembantu harus melayani majikan sepenuhnya, dan seterusnya.

Fenomena mudik yang menggerakkan HATI anak untuk bersilaturrahmi kepada orang tua adalah hubungan yang digerakan oleh Allah SWT, bukan karena anak hendak memberi uang [harta] kepada orang tua. Cermati QS. al-Anfal (8) : 63 :  
Ayat tersebut mengisahakan Masa Jahiliyah di Madinah sebelum Rasulullah Saw., hijrah ke Madinah. Dikisahkan suku Aus dan suku Khazraj selalu berkonflik yang tak kunjung berdamai. Ketika Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, kedua suku didamaikan oleh Rasulullah Saw, dan berhasil. Ayat tersebut turun untuk memastikan bahwa yang membuat damai mereka bukanlah upaya Rasulullah Saw, tetapi Allah SWT yang melunakkan dan menyatukan hati-hati mereka sehingga mau bersatu dan menjalin silaturrahmi. Sekalipun kalian mengeluarkan upaya finansial atau harta untuk menyatukan mereka tidak mungkin bisa. Sesuatu yang harus disatukan adalah hati, dan hanya Allah SWT yang bisa melakukannya.

KEMERDEKAAN RI KE 68

Kita mudah membayangkan jika para pendahulu kita tidak melunak dan menyatukan hati [niat] demi Indonesia [sebagai tujuan akhir]. Indonesia [NKRI] TAK AKAN PERNAH ADA. Maknanya niat [hati] harus berhubungan langsung dan terintegrasi sebagai orientasi inti yang harus dicapai. Jika tujuannya membangun Indonesia, maka yang terpenting adalah satu niat [tekad dalam hati] semua pendiri bangsa, dengan menghilangkan ego-ego primordial apapun yang bisa menjada penghalang. Itulah yang dilakukan oleh founding father kita.

Rumusan penyatuan hati dalam konstritusi kita disebut MUSYAWARAH. Pertanyaannya benarkah yang dipersatukan dengan musyawarah pada masa sekarang di Indonesia adalah HATI. Kita bisa mengatakan TIDAK, mungkin yang tepat adalah MUSYAWARAH TRANSAKSIONAL. Inilah krisis yang terjadi dengan bangsa Indonesia. Meski demikian, tetaplah berharap, semoga jalinan manusia Indonesia sekarang dalam musyawarah untuk mengisi kemerdekan menggunakan hati yang bersih tanpa dikotori niat kotor untuk memperkeruh keadaan.

SINTESA HUBUNGAN HATI, IDUL FITRI DAN KEMERDEKAAN RI KE 68

Hati selalu berubah-ubah (bolak balik). Ia bisa menyatukan hubungan. Dzat yang menyatukan hanya Tuhan. Manusia seringkali mengotori hubungan antarmanusia dengan transaksional yang menyertakan harta dalam hubungannya. Maka murnikanlah hubungan itu karena memang hati bisa menyatu dan karunia Tuhanlah, hati itu bisa menyatu. Sebagaimana menyatunya hati-hati para pendiri bangsa Indonesia. Mereka menghilangkan ego primordial apapun, hati mereka bisa menyatu tanpa transaksional apapaun, sehingga Indonesia dapat menjadi NKRI seperti sekarang ini.[]

    Tegal | Hari ini